Bikin nangis bacanya...
Gambar kakek Soeharto dilansir dari tribunnews.com
Sehat terus ya kek, biar bisa ngerawat nenek yg lagi sakit.
Kakek Soeharto duduk di sofa di depan rumahnya pada Jl Putat Jaya C Barat gang 10 nomor 69, Senin (23/7/2018).
Kondisinya sekarang tidak lagi belia & tidak sama jauh menggunakan ketika beliau masih sebagai atlet berprestasi hingga menyumbangkan medali emas lempar lembing buat Indonesia di ajang Fespic Games 1977.
Ya, dulunya kakek Suharto merupakan pemuda yang berprestasi buat bangsa. Namun pada usia senjanya, kakek suharto wajib mengalami nasib yang benar-benar miris.
Kakek 68 tahun yang buta sejak umur 19 tahun itu menceritakan, istrinya "Astuti" dijemput Linmas dan Satpol PP Pemerintah Kota Surabaya untuk menerima perawatan spesifik dari dokter.
Karena sebelumnya luka infeksi Astuti hanya dirawat seadanya olehnya, padahal kondisinya telah parah, berdarah dan mengeluarkan bau tidak sedap.
"Ibu (Astuti) operasi 2014-an akhir, tumor otak jinak. Setelah itu memang kondisinya semakin melemah.
Dia hanya terbaring di atas kasur, dulu masih sanggup beranjak sedikit, saya yang bantu papah ke kamar berdikari dengan jalan mundur.
Ya bila keserimpet ya jatuh berdua, aku ditimpa istri saya, gimana lagi saya kan tidak bisa melihat pula, kami juga nir punya anak," istilah Soeharto dilansir dari tribunnews.Com Senin (23/7)
Lantaran telah tidak kuat berdiri, akhirnya Astuti hanya mampu terbaring lemas di atas kasur.
Lantaran sporadis bangun, luka baru pada bagian bokong ada. Belum lagi diperparah menggunakan kebersihan yg kurang terjaga.
"Gimana lagi, aku nggak bisa lihat lukanya. Jadi kalau kencing, berak, mandi aku seka sebisanya saja. Nggak tahu ternyata makin parah hingga keluar belatungnya begitu & bau tidak sedap," curhat Soeharto
"Kadang dia tak jarang mengeluh sakit, aku jawab 'ya memang sakit, nanti diobati' kemudian saya cium.
Obat yg bisa aku berikan ya ciuman pertanda sayang itu.
Saya ingin mencintai istri aku seperti Nabi Muhammad menyayangi istrinya, sabar lantaran dia pula tabah nggak pernah membantah," Soeharto menambahkan.
Soeharto mengungkapkan, meski kondisinya sangat memprihatinkan dia tetap sabar.
Sumber: Wajibbaca.com
Gambar kakek Soeharto dilansir dari tribunnews.com
Sehat terus ya kek, biar bisa ngerawat nenek yg lagi sakit.
Kakek Soeharto duduk di sofa di depan rumahnya pada Jl Putat Jaya C Barat gang 10 nomor 69, Senin (23/7/2018).
Kondisinya sekarang tidak lagi belia & tidak sama jauh menggunakan ketika beliau masih sebagai atlet berprestasi hingga menyumbangkan medali emas lempar lembing buat Indonesia di ajang Fespic Games 1977.
Ya, dulunya kakek Suharto merupakan pemuda yang berprestasi buat bangsa. Namun pada usia senjanya, kakek suharto wajib mengalami nasib yang benar-benar miris.
Kakek 68 tahun yang buta sejak umur 19 tahun itu menceritakan, istrinya "Astuti" dijemput Linmas dan Satpol PP Pemerintah Kota Surabaya untuk menerima perawatan spesifik dari dokter.
Karena sebelumnya luka infeksi Astuti hanya dirawat seadanya olehnya, padahal kondisinya telah parah, berdarah dan mengeluarkan bau tidak sedap.
"Ibu (Astuti) operasi 2014-an akhir, tumor otak jinak. Setelah itu memang kondisinya semakin melemah.
Dia hanya terbaring di atas kasur, dulu masih sanggup beranjak sedikit, saya yang bantu papah ke kamar berdikari dengan jalan mundur.
Ya bila keserimpet ya jatuh berdua, aku ditimpa istri saya, gimana lagi saya kan tidak bisa melihat pula, kami juga nir punya anak," istilah Soeharto dilansir dari tribunnews.Com Senin (23/7)
Lantaran telah tidak kuat berdiri, akhirnya Astuti hanya mampu terbaring lemas di atas kasur.
Lantaran sporadis bangun, luka baru pada bagian bokong ada. Belum lagi diperparah menggunakan kebersihan yg kurang terjaga.
"Gimana lagi, aku nggak bisa lihat lukanya. Jadi kalau kencing, berak, mandi aku seka sebisanya saja. Nggak tahu ternyata makin parah hingga keluar belatungnya begitu & bau tidak sedap," curhat Soeharto
"Kadang dia tak jarang mengeluh sakit, aku jawab 'ya memang sakit, nanti diobati' kemudian saya cium.
Obat yg bisa aku berikan ya ciuman pertanda sayang itu.
Saya ingin mencintai istri aku seperti Nabi Muhammad menyayangi istrinya, sabar lantaran dia pula tabah nggak pernah membantah," Soeharto menambahkan.
Soeharto mengungkapkan, meski kondisinya sangat memprihatinkan dia tetap sabar.
Sumber: Wajibbaca.com
Advertisement
